Minggu, 22 Februari 2009
Kamis, 19 Februari 2009
SISTEM PELUMASAN
SISTEM PELUMASAN
Fenomena komponen mesin.
- Komponen motor Diesel sebagai pembangkit tenaga begitu banyak dan saling berhubungan satu dgn yang lainnya.
- Hungungan komponen ada yang tersambung mati, namun ada banyak yang tersambung bebas.
- Komponen yang tersambung mati tidak begitu masalah.
- Namun yang tersambung bebas seperti poros engkol, piston dengan batang piston dan sebagainya memerlukan pengelolaan yang tersendiri.
- Sebab kontak langsung antar komponen yang bergerak bebas dapat menimbulkan keausan, yang selanjutnya muncul kelonggaran.
Pada umumnya pelumas dibagi menjadi empat macam jenis yang berdasarkan dari material pelumas tersebut.
1. Pelumas Cair (Liquid Lubricant)
Pelumas yang mencair pada suatu suhu ruangan dengan kandungan-kandungan yang dimiliki didalamnya berupa zat cair, pelumas tersebut bisa dituangkan dari satu wadah ke wadah lain.Pelumas ini tidak mempunyai bentuk melainkan akan mengisi bentuk wadahnya, contoh, semua jenis oli adalah pelumas cair.
2. Pelumas yang semi padat (Semi solid Lubricant)
Pelumas semi padat ciri khasnya adalah, akan menjadi cair manakala suhu naik, dan sebaliknya akan menjadi kental jika temperatur turun. Contohnya, Gemuk (Grease).
3. Pelumas Padat (Solid Lubricant)
Pelumas padat seringkali berbentuk bubuk atau butiran-butiran.Umumnya pelumas ini digunakan pada daerah yang sangat dingin dimana oli akan membeku, dan pada tempat yang panas dimana oli akan terbakar.
4. Pelumas Gas (Gases)
Kedengarannya jenis pelumas ini asing bagi kita bahwa sebuah gas bisa digunakan berfungsi sebagai pelumas, ingat bahwa tujuan utama pelumas adalah untuk memisahkan dua buah benda yang berhadapan dan bergerak, contoh yang sering kita lihat adalah pada kunci impact, disamping gas sebagai pengatur tenaga sebenarnya gas sebagai pemisah gigi didalam kunci impact tersebut.
Bentuk fisik dari pelumas.
Fungsi :
Sistem pelumasan mempunyai lima tugas yang harus dilaksanakan yaitu:
- Untuk mengatasi terjadinya gesekan, maka minyak pelumas harus mampu membuat lapisan diantara dua permukaan yang berbeda geraknya.
Untuk itu maka syarat minyak pelumas adalah viscositas/kekentalan dan tekanan.
Tekanan minyak pelumas diperoleh dari pompa oli, dan untuk mencegah tekanan yang berlebihan setiap sistem dilengkapi dengan relief valve.
Tujuan utama dari pelumas adalah untuk me-nurunkan gesekan, pelumasan itu sendiri berarti memisahkan dua permukaan yang bergerak dengan memberikan selaput pelumas diantara dua permukaan tersebut.
Permukaan kering yang bersentuhan
Pelumasan memisahkan permukaan
dengan oil film. - Menyerap panas komponen. Panas yang terjadi ada dua sumber yaitu panas karena pem-bakaran dan gesekan.
Minyak pelumas menjadi komponen pendingin dari piston, silinder liner, dan lainnya dari panas pembakaran
Di samping itu, minyak pelumas juga men-dinginkan panas akibat gesekan.
Panas yang diserap akan mengakibatkan turun nya viscositas minyak pelumas.
Sistem pelumasan bertekanan
dengan pendinginan oli. - Membersihkan kotoran. Singgungan antar komponen dalam mesin mengakibatkan munculnya bram.
Kotoran ini perlu disingkirkan dari permukaan komponen yang bersinggungan.
Untuk itu diperlukan adanya filter oli. - Merapatkan kelonggaran.
Minyak pelumas juga berfungsi untuk me-rapatkan kelonggaran.
Seperti kelonggaran ring piston terhadap silinder liner. - Meredam getaran dan kejutan pada sambung-an karena gerakan tenaga yang selalu berubah
Seperti yang terjadi pada bantalan jalan dan duduk, pin piston, dan bushing poros nok.
Penyerapan hentakan pada sepasang gear.
Sifat-sifat oli pelumas
Semua oli memiliki sifat-sifattertentu yang me-netukan fungsi dan kegunaannya dalam pemakai-an.Metoda standard telah dikembangkan untuk menguji sifat-sifat tersebut.
Kekentalan (Viscosity).
Sifat tunggal yang terpenting dari oli pelumas secara pisik adalah Kekentalan. Pembuat Motor Diesel biasa-nya merekomendasikan dasar pelumasannya dengan kekentalan oli.
Istilah kekentalan mengacu pada ketebalan cairan.Cairan “tipis” seperti air disebut sebagai yang memiliki kekentalan rendah.Molasses, yang lebih tebal dari air, memiliki kekentalan yang tinggi.Dengan kata lain, lebih rendah kekentalan, berarti lebih tipisnya cairan.
Kekentalan sangat tergantung pada temperatur.Jika anda memakai oli mesin tingkat satu pada mobil anda, sebagai contoh, anda membutuhkan oli yang kekental-an rendah pada musin dingin (5-W atau 10-W) dan kekentalan yang tinggi pada musim panas (20-W atau 40-W).Anda menggunakan oli yang lebih berat pada musin panas karena temperatur lebih tinggi dan panas akan menipiskan kekentalan oli.Dan anda merubahnya menjadi oli yang lebih ringan dalam musim dingin, karena cuaca dingin menebalkan oli (kekentalan meningkat).
Kekentalan juga dijelaskan sebagai “resistansi cairan untuk mengalir”, atau sebagai “pengukur tingkat di mana cairan akan mengalir pada sebuah pemberian temperatur”Ini sangat penting untuk diingat bahwa tingkat kekentalan selalu diberikan pada suatu temperatur biasa.
kekentalan akan meningkat jika temperatur turun, dan kekentalan menurun jika temperatur naik.
Sebagian besar pelumas memiliki tingkat kekentalan yang dinyatakan dengan dua cara.Automotive dan pelumasan gear memiliki tingkatan SAE. (SAE singkatan dari Society of Automotive Engineers).Anda mungkin pernah melihat kaleng oli yang bertuliskan “ SAE W-10, W-30” atau “SAE 20”. Label ini memberitahu kita bahwa kekentalan oli telah diukur dengan sistim SAE.
Sistem tingkatan lain yang dipakai pada industri pelumas yang digunakan di Amerika Serikat adalah Saybolt Universal Seconds (SUS).Anda mungkin pernah melihat “SSU” tetapi yang terbaru, sebagai notasi adalah SUS. Arti keduanya sebenarnya sama.Standard ini dipublikasikan oleh American Society for Testing and Materials (ASTM).
Untuk mengoperasikan viscometer, anda harus mengisi wadah dengan cairan, menarik plugnya pada bagian bawah wadah, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengisi flask atau botol tersebut sampai mencapai tanda etcheed pada leher flask atau botol.
Jika mencapai 50 detik suatu oli tertentu untuk meng-alir keluar dari wadah dan mengisi flask atau botol, maka oli akan disebut dengan tingkat kekentalan 50 Saybolt Universal Second, atau SUS pada temperatur saat pengetesan.Biasanya pengujian kekentalan dilakukan pada temperatur 100° F (38° C).Namun, jika lebih dari 1000 detik yang diperlukan untuk meng-kosongkan wadah, lalu temperatur oli ditingkatkan menjadi 120° F (99° C).
Sebuah Saybolt universal viscosimeter.
Ada beberapa cara lain untuk mengukur kekentalan, di samping menggunakan standard viscosimeter.Salah satu yang paling umum adalah dengan menggunakan kinematic pipittes.Ini adalah tabung gelas kapillary dengan ukuran yang khusus.Ia dibenamkan kedalam cairan yang diuji yang diatur seperti dalam temperatur yang disebutkan sebelumnya.Sebuah stopwatch di-gunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan pada pemberian volume oli untuk lewat melalui tabung.
Kekentalan bukan sebuah pengukuran dalam semua kualitas oli.Namun, kekentalan menunjukkan ke-mampuan oli melakukan dukungan pelapisan pada komponen yang bergerak.
Dalam kenyataannya, kekentalan merupakan dan/atau termasuk sifat utama, saat anda membuat daftar pelumas yang dibutuhkan untuk suatu pemakaian.Sebagai aturan umum, oli yang ringan (light oil) digunakan untuk high speed, pemakaian pada temperatur rendah. Oli yang berat (heavy oil) yang dipilih untuk low speed, pemakaian pada temperatur tinggi.
Viscosity Index
Minyak mengental pada waktu temperatur turun, dan menipis/encer pada waktu temperatur naik.Tingkat perubahan kekentalan (viscosity) karena suhu sangat bervariasi dan tidak sama untuk masing-masing jenis minyak pelumas.Nilai yang tidak berdimensi ini disebut Viscosity index viscosity index menunjukkan tingkat perubahan kekentalan berkaitan dengan variasi suhu.
Minyak dengan viscosity index yang tinggi akan mem-punyai perubahan kekentalan yang kecil walaupun suhu berubah-ubah.Sebaliknya pelumas dengan visco-sity index yang rendah, kekentalannya akan mengalami perubahan yang besar.Skala viscosity index dipilih secara arbiter (acak) bervariasi dari 0 sampai 100.Dari perubahan viscosity terbesar sampai paling kecil tergantung perubahan suhu.
Contoh, sebuah pelumas hanya mempunyai sebuah viscosity index dibawah nol, dan yang lain viscosity indexnya diatas 150.Perhitungan secara kasar jika minyak mempunyai viscosity index dibawah 50 adalah rendah, 50 sampai 90 sedang, dan di atas 90 adalah tinggi.Penggunaan viscosity index improver (additive yang telah ditingkatkan) saat ini telah bisa meningkat-kan tingkat viscosity index.
Flash point dan FirePoint
Flash Point atau titik nyala dari pelumas adalah temperatur dimana pelumas harus terpanasi sebelum ia dapat menyala.Pada temperatur ini, panas hanya cukup untuk membakar uap yang terbentuk pada permukaan pelumas pada saat itu.Namun tidak akan cukup panas ini untuk memungkinkan api ber-kelanjutan
Fire Point dari pelumas adalah sebuh temperatur yang lebih tinggi. Ini adalah temperatur yang menyebabkan uap oli yang terbentuk dalam pelumas untuk betul-betul terbakar.Sebagaimana dalam prakteknya, tidak ada dari keduanya baik flash point maupun fire point yang mempunyai arti dalam sebagain besar pemakaian pelumas.Tetapi dapat berarti jika pelumas dikhusus-kan untuk pemakaian dalam temperatur tinggi.
Pour Point
Titik tumpah adalah perkiraan indikasi temperatur terendah dimana minyak mulai dapat mengalir dengan sendirinya (gravitasi) tanpa dorongan apapun.Ini menggambarkan kemampuan pelumas, selain bisa mengalir dengan cepat dari tangki menuju inlet pump, yang pada akhirnya akan menimbulkan keausan.Jika pelumas mempunyai titik tumpah yang rendah biasanya akan memudahkan penyalaan mesin.
Resistansi Oksidasi (Oxidation Resistance)
Unsur anti oksidasi pada pelumas, memungkinkan pelumas untuk tetap bertahan daya lumasnya yang dikarenakan proses oksidasi.Proses oksidasi sering-kali terpacu oleh frekwensi suhu pengoperasian yang tinggi atau kontak langsung antar pelumas dengan udara luar/oksigen.
Zat anti oksidasi akan sangat membantu dalam menjaga deposit minyak serta akan mencegah karatan komponen-komponen mesin tertentu yang diakibatkan oleh oksidasi.Proses penyulingan minyak itu sendiri dapat menghasilkan pelumas dengan stabilitas yang baik.
Pada saat ini sudah banyak dipakai bahan tambahan (additive) anti oksidasi yang bisa menurunkan proses terjadinya oksidasi dengan cepat.
Emulsifikasi (Emulsification)
Sebuah emulsion adalah penstabil suspensi suatu oli didalam air. Dalam emulsion yang sebenarnya, oli dan air tidak terpisah secara keseluruhan, walaupun di-biarkan diam untuk beberapa waktu.Emulsion ter-bentuk saat air memasuki sistim dan mendapat ke-sempatan teraduk dengan oli.Proses terjadinya emulsion ini disebut emulsifikasi (emulsification)
Untuk sebagian besar pemakaian pelumas, emulsi tidak menyenangkan, sebab karena menyebabkan rendahnya mutu pelumasan dan ia menahan pertikel kotoran dan zat-zat asing lainnya.Material-material ini dapat me-miliki pengaruh abrasive yang tinggi pada bearing dan komponen lainnya di dalam sistem, yang menyebabkan kerusakan, dengan adanya keausan.
Ditergency - Dispersancy
Ditergen - dipersan minyak berfungsi mempertahankan kebersihan minyak dengan cara menurunkan serta mencegah terjadinya deposit.Ditergen mencegah ter-jadinya zat-zat yang ditimbulkan oleh temperatur yang tinggi.Dispersan mencegah terjadinya endapan karena temperatur yang rendah.Deposit pada minyak akan sangat merugikan karena bisa mengikat bahan tambah-an (additive) lainnya.
Total Base Number (TBN)
Zat alkali bisa menjadikan minyak mampu untuk me-netralkan zat asam dan memperbesar perlindungan terhadap keausan komponen mesin serta mencegah terjadinya pengumpulan deposit.Kebanyakan minyak detergen - depersan memiliki ciri-ciri ini, tetapi se-benarnya terdapat perbedaan tergantung pada sifat serta bahan tambahan (additive) yang digunakan.
Anti Busa (Anti Foam)
Pelumas yang membentuk busa dalam mesin serta didalam tangki minyak itu sendiri bisa mengakibatkan kerusakann berupa kebocoran serta oksidasi pada minyak, dan juga bisa mengganggu pembentukan selaput pelumas yang diperlukan oleh komponen yang memerlukannya.
Pembentukan segala jenis foam/busa ini harus dihindari, hal ini bisa dengan bantuan bahan tambahan (additive) anti foam.
Anti Aus (Anti Wear)
Desain atau faktor-faktor pengoperasian yang meng-hambat selaput pelumas, bisa mengakibatkan kerusak-an mekanis secara berlebihan.
Jenis additive anti wear bisa menurunkan keausan secara efektif dan menjaga kontak langsung antar metal.Ini sangat penting terutama pada komponen-komponen yang bergerak cepat
Teori Pelumasan
Teori pelumasan dibagi menjadi tiga (3) istilah :
Pelumasan Mixed Film.
Pelumasan mixed film (lapisan campuran) juga disebut pelumasan partial film (lapisan sebagian).Kondisi ini ditunjukkan dalam Gambar.Perhatikan adanya kontak antar logam diantara titik-titik tertinggi kedua permuka-an.Sebagian beban diambil alih oleh pelumas tetapi titik-titik tertinggi mengambil sebagian besar beban.
Penampang lintang Mikroskopik Pelumasan Mixed Film (LapisanCampuran).
Pelumasan Batas (Boundary Lubrication)
Pelumasan jenis ini lebih umum digunakan dari pada pelumasan Mixed Film.Pelumasan ini sering terjadi ketika mesin dihidupkan dan terus berlanjut hingga menjelang mesin mencapai kecepatan operasionalnya.Lapisan yang terbentuk dalam pelumasan jenis ini sangat rumit untuk dijelaskan ; yang jelas, ketebalan lapisan tersebut hanya beberapa molekul.Lapisan ini bahkan tidak terbentuk dari oli pelumas, melainkan berupa kotoran, oksida logam, dan gas dari udara.
Penampang Lintang Mikroskopik Pelumasan Batas (Boundary Lubrication)
Pelumasan lapisan Film Penuh
Pelumasan full film atau pelumasan lapisan penuh merupakan kondisi ideal dimana dua permukaan yang bergerak benar-benar terpisah seperti yang ditunjuk-kan dalam Gambar berikut ini.Seperti yang dapat kita lihat, kedua permukaan hanya bersentuhan dengan lapisan pelumas yang memisahkan titik-titk tertinggi dari keduanya.
Penampang Lintang Mikroskopik Pelumasan Full Film.
Pelumasan full film yang juga disebut pelumasan full fluid atau fluida penuh dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis atau kategori.
Jenis pertama yang juga merupakan kategori paling umum adalah pelumasan full film hidrodinamik.Jenis kedua, full film hidrostatik, (jarang ditemui dalam peralatan industri).
Jenis kedua Pelumasan full film hidrostatik hanya terdapat pada bagian mesin yang perlu memperoleh dukungan bantalan zat cair atau gas meskipun dalam keadaan tidak bekerja sama sekali.
Efek yang serupa dengan pelumasan full film dapat terjadi dan dapat diberikan oleh pelumas padat dan pelumas cair yang diberi bahan tambahan (additives) berpartikel padat.
Dalam pelumasan full film hidrodinamik, terjadi timbun-an tekanan dalam pelumas akibat gerakan mesin.Tekanan ini berasal dari hambatan pelumas terhadap gerakan dan kompresi.
Tekanan internal fluida mengangkat dan memisahkan kedua permukaan yang bergerak.Ketika shaft mulai berputar dalam plain journal bearing, tekanan fluida mengangkat shaft hingga menjauhi dasar bearing.
Hal ini bisa dilihat dalam Gambar berikut.
Keadaan diam.Kontak antar logam.Shaft bertumpu pada bagian bearing yang terendah.
Posisi Start-up.Shaft mulai berputar pelan.Gesekan menyebabkan shaft “merambat” naik di atas dinding bearing hingga posisi yang ditunjukkan dalam gambar.Pada tahap ini terjadi pelumasan batas (boundary lubrication).
Kecepatan tetap. Shaft berputar cukup cepat sehingga menggerakkan pelumas searah dengan putaran.Gesekan dan adesi antara pelumas dan shaft yang berputar menyebabkan pelumas tertarik dan terdesak kedalam hambatan paling ketat dan membentuk lapis-an fluida.Lapisan fluida memisahkan shaft dari dinding bearing.Terjadi pelumasan full film.
Rabu, 18 Februari 2009
Sistem Pendinginan Mesin Mobil
Sistem Pendinginan Mesin Mobil
Perawatan Komponen Sistem Pendinginan dan Pengaruh Terhadap Performance Mesin
Latar Belakang
Dengan makin meningkatnya performance mesin pada mobil, maka system pendinginan pun harus sangat diperhatikan untuk menjaga permormance mesin tetap sempurna.
Permasalahan
Pengaruh pendinginan mesin mobil terhadap usia / keawetan mesin,Pengaruh pendinginan terhadap performa mesinKesalah pahaman pengguna kendaraan terhadap komponen system pendingin (thermostat)Pengujian komponen system pendingin
Pembahasan
Sistem pendinginan berfungsi untuk menjaga temperatur kerja mesin, agar mesin dapat bekerja secara efisien. Untuk menjaga temperatur kerja tersebut, mesin akan cepat mengalami panas pada saat temperatur mesin masih dingin atau saat mesin mulai hidup, dan mesin akan dengan cepat membuang panas bila temperatur mesin berlebihan.
Sistem pendinginan bekerja dengan mensirkulasikan cairan pendingin (campuran air dan cairan kimia pencegah korosi), melalui mantel pendingin yang berada di blok silinder dan kepala silinder. Cairan pendinginan yang panas dari mesin dialirkan ke radiator bagian atas melalui pipa atas radiator dan didinginkan melalui sirip-sirip yang terdapat pada radiator. Cairan pendinginan yang sudah dingin dibagian bawah radiator dialirkan kembali ke dalam mesin melalui pipa bawah radiator, begitulah seterusnya proses sirkulasi cairan pendingin berlangsung.
Aliran udara yang melalui sirip-sirip pada radiator dibantu dipercepat dengan isapan dari kipas yang diputar oleh putaran mesin melalui sabuk kipas pada pulley poros engkol atau dengan motor listrik. Selain memutar kipas, sabuk kipas berfungsi untuk memutar pompa cairan pendingin (mensirkulasikan cairan pendingin).
Salah satu komponen sistem pendinginan yang lain adalah thermostat. Komponen tersebut berfungsi untuk mengatur atau mempercepat temperatur kerja mesin dengan cara membuka dan menutup sirkulasi cairan pendingin melalui valvenya. Valve akan menutup pada saat cairan pendingin masih dingin hal ini bertujuan untuk mempercepat tercapainya temperatur kerja mesin. Jika cairan pendingin sudah panas, valve akan terbuka untuk mengalirkan cairan pendingin dari mesin ke radiator untuk didinginkan.
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin. Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan operasinya.
Salah satu faktor yang mendukung panjangnya umur pakai dari mesin adalah terjaga baiknya kondisi Cooling System atau sistem pendingin mesin. Terutama untuk mesin diesel yang bekerja pada rasio kompresi yang sangat tinggi sehingga panas mesin merupakan hal yang krusial dalam kestabilan operasinya. Seperti yang kita tahu, mesin diesel pada aplikasi otomotif memakai air sebagai medium pendingin, dimana air ditampung di dalam radiator dan dibantu oleh water pump atau pompa air sebagai perangkat pembantu sirkulasinya.
Secara garis besar komponen sistem pendingin yang utama antara lain adalah:
Radiator sebagai penampung air sebagai medium pendingin dan perangkat pelepas panas medium pendinginWaterpump atau pompa air sebagai perangkat distribusi sirkulasi medium pendinginCooling fanThermostat sebagai pengatur sirkulasi medium pendinginSelang air sebagai pengalir sirkulasi air diluar water jacketWater jacket atau alur air di dalam blok mesin sebagai jalur sirkulasi medium pendingin dalam tugasnya menjaga temperatur kerja mesinFan Shrout
Masing masing komponen sistem tersebut memiliki ketergantungan dan menjadi satu kesatuan yang utuh agar temperatur kerja mesin dapat terjaga.
Sistem sirkulasi sistem pendingin mesin dengan medium air adalah sebagai berikut. Ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya di pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 deg.C. Ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan waterpump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator. Mengapa tidak melewati radiator? Itu dikarenakan lubang air menuju radiator masih ditutup oleh termostat, sementara itu lubang by-pass yang letaknya berseberangan dengan lubang menuju radiator terbuka memungkinkan waterpump mengalirkan air yang keluar dari blok mesin untuk kembali masuk ke dalam blok mesin untuk mendinginkan silinder, oil cooler dan cylinder head. Mengapa dibuat demikian? Fase ini disebut sebagai fase pemanasan dimana air yang bersirkulasi di dalam blok mesin sengaja tidak di dinginkan agar suhu kerja mesin, berkisar di 85-90 deg.C cepat tercapai.
Ketika mesin mencapai suhu kerja, temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga 85-90 deg.C. Ketika air dengan temperatur tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh pabrikan di-set untuk membuka pada suhu antara 85-90 deg.C membuka, sehingga memungkinkan air dari blok mesin masuk ke radiator. Dengan membukanya thermostat, ujung dari thermostat tersebut menutup lubang by-pass yang berseberangan dengan jalur keluar air. Dengan tertutupnya lubang by-pass tersebut juga memungkinkan waterpump untuk memompa air dari dalam radiator untuk menjaga temperatur kerja dari mesin tersebut. Air yang keluar dari blok mesin masuk ke radiator untuk didinginkan dengan bantuan tiupan angin dari fan, baik mekanik maupun elektrik. Fase ini disebut fase pendinginan. Disaat mesin berkerja pada putaran rendah, suhu kerja mesin turun dari 85 deg.C, maka otomatis si thermostat kembali menutup untuk menjaga temperatur air tidak berkurang dari suhu kerja mesin, dan akan membuka kembali ketika suhu tersebut tercapai kembali. Kedua fase ini berpindah secara bergantian bergantung dari temperatur mesin itu sendiri.
Ada kesalahpahaman yang terjadi pada pengguna kendaraan yaitu melepas thermostat karena dianggap benda tersebut mengakibatkan temperatur mesin naik dari yang semestinya. Hal ini perlu dicermati karena seperti komponen mesin yang lain, thermostat pun memiliki umur pakai. Indikasi dari thermostat sudah tidak dapat bekerja secara maksimal adalah temperatur mesin naik lebih tinggi dari suhu normalnya bila dilihat dari indikator temperatur di dalam kendaraan. Mencopot thermostat bukan sebuah tindakan yang bijaksana karena dengan mengilangkan thermostat sebagai pengatur sirkulasi air di sistem pendinginan terebut, sirkulasi air akan berjalan tidak sempurna. Tanpa thermostat, fase pemanasan dan fase pendinginan tidak terjadi, dikarenakan pada temperatur mesin masih dingin, air sudah masuk ke radiator, padahal temperatur air belum perlu untuk didinginkan. Tanpa thermostat, lubang by-pass pun tidak tertutup sehingga waterpump akan memompa air dari lubang by-pass tersebut. Hal ini mengakibatkan debit air yang didesain untuk berjalan di keseluruhan waterjacket tidak tercapai. Suplai air menuju ke tempat terjauh dari waterpump terganggu karena adanya pencabangan, jalur pertama yaitu jalur bypass langsung ke kembali ke waterpump sementara jalur kedua ke waterjacket. Dengan berkurangnya debit air tersebut, pendinginan untuk silinder nomor 3 dan nomor 4 menjadi berkurang, mengakibatkan suhu pada kedua silinder ini naik dari suhu kerja optimalnya. Terlebih lagi, temperatur air yang dideteksi oleh sender/sensor temperatur air adalah air yang baru saja didinginkan oleh radiator yang secara tidak sengaja terhisap oleh waterpump karena terbukanya lubang by-pass sehingga pada panel indikator temperatur menunjukkan suhu mesin dingin sementara pada silinder 3 dan 4 tidak mendapatkan pendinginan yang cukup. Pada kondisi ekstrem, kurangnya pendinginan akan memicu pemuaian piston sehingga besar kemungkinan piston tersebut macet karena pemuaian tersebut.
Permasalahan pada cooling system dapat dicermati dengan melihat apakah fungsi masing masing komponen bekerja dengan baik. Untuk mengecek apakah thermostat masih berfungsi dengan baik dapat dengan cara melepas perangkat tersebut kemudian merebusnya di dalam panci berisi air. Ketika air mendidih, thermostat tersebut harus sudah membuka, apabila tidak artinya sudah tidak dapat dipakai lagi. Untuk waterpump, apabila terlihat ada tetesan air dari lubang dibawah as pulley, itu merupakan tanda awal bahwa waterpump tersebut mengalami kerusakan. Waterpump yang rusak tidak dapat diperbaiki, harus diganti dengan yang baru. Apabila kondisi thermostat dan waterpump dalam keadaan baik namun temperatur masih diatas normal, besar kemungkinan radiator sudah tidak berfungsi dengan baik. Untuk perbaikannya bisa dilakukan dengan bantuan tukang radiator. Kondisi clamp dari selang selang pun harus dicermati, karena apabila kerapatan clamp sudah tidak pada kondisi normal, air panas dapat keluar dari sela sela selang karetnya, lama kelamaan air akan habis sehingga mengakibatkan mesin mengalami overheating.
Sebagai tambahan dari sistem pendinginan di atas, untuk mengoptimalkan kerja cooling fan atau kipas pendingin udara dalam menjaga kestabilan suhu air di radiator, penggunaan fan shrout atau rumah kipas mutlak harus ada. Absennya fan shrout membuat hembusan udara dari fan tidak terfokus pada radiator, apalagi bila kendaraan melaju pada kecepatan tinggi. Hembusan udara dari arah bawah kendaraan dapat memecah konsentrasi udara pendingin yang ditiup oleh fan ke radiator.
Perhatian terhadap komponen sistem pendingin lainnya juga perlu agar mesin selalu dalam kondisi prima:
Flush dan ganti coolant secara teratur. Kualitas dan jenis coolant yang dipakai sangat menentukan keawetan mesin, dianjurkan memakai Extended Life Coolant (ELC) atau Surfactant Coolant (SC), beberapa produk coolant dijual siap tuang.Hindari menggunakan air ledeng atau air sumur untuk mengisi radiator. gunakan aquadest yang dicampur dengan coolant sebagai inhibitor (pencegah karat dan kerak). Pemakaian aquadest saja tak dapat mencegah timbulnya karat.Gunakan Radiator Coolant yang bermutu baik, dan pakai sesuai anjuran.Ganti tutup radiator setiap 4 - 5 tahun, kerusakan tutup radiator menyebabkan tidak dapat melepas kelebihan tekanan sehingga akan merusak cylinder head gasket dan kepala radiator, gunakan tutup radiator original.Ganti thermostat setiap 5 tahun, jika tetap akan menggunakan thermostat bersuhu lebih rendah dari anjuran pabrik, jangan lebih dari 5ºC perbedaannya. Ingat, thermostat jangan dilepas.kinerja Periksa motor fan atau visco fan.Ganti waterpump apabila sudah terdeteksi terjadi kebocoran atau aliran air lemah.Jika radiator yang berbahan plastik pecah/retak, ganti dan gunakan radiator head original, jangan mengganti dengan bahan kuningan, karena jika terjadi over-pressure, maka komponen mesin lain akan dapat pecah atau retak.Pemakaian Radiator coolant untuk mesin diesel sebaiknya memakai jenis Extended Life.
Menguji Thermostat, Engine Coolant Temperature Switch, Engine Coolant Temperature Sensor, Engine Coolant Temperature Gauge
Sistem pendinginan mesin pada mobil kita mengandalkan juga sensor-sensor suhu (temperature sensor), baik diimplementasi secara mekanis maupun elektrik, hingga pengontrolan ECU dan Air Conditioning System.
Tips berikut dibawah adalah bertujuan untuk melakukan Pengujian atas komponen sbb:
Thermostat.
ThermoSwitch / Engine Coolant Temperature Switch.Engine Coolant Temperature Sensor.Engine Coolant Temperature Gauge.
Prinsip pengetesan Thermostat, ThermoSwitch, Engine Coolant Temperature Gauge dan Engine Coolant Temperature Sensor hampir sama.. yaitu dengan DIREBUS!!!
Target suhu perebusan adalah sekitar 80-115ºC
THERMOSTAT
Nah.. boss.. gambar logic thermostat seperti di atas… kalau panas dia akan OPEN.. alias mengalirkan air bersirkulasi dari mesin yang panas menuju radiator untuk didinginkan dan dikembalikan ke mesin sehingga suhu mesin turun dan optimal.
Coba rendam Thermostat ke dalam AIR spt pada gambar di atas Jika mencapai suhu sekitar 80-90ºC thermostat harus sudah membuka penuh. jika setengah, artinya problem.. atau bahkan jika tidak membuka sama sekali… atau belum panas udah terbuka… hmmm… ouuuh oouhh.. yeaaah.
Bagaimana jika thermostat dilepas/ditiadakan seperti anjuran2 banyak montir ?
Tujuan keberadaan thermostat ini adalah untuk mengusahakan mesin bekerja pada suhu ideal 80-90ºC.
Pada saat mesin dingin misalnya pada pagi hari,.. sirkulasi air ditahan oleh oleh thermostat sehingga ‘manteng’ di sekitar blok mesin hingga air tersebut panas akibat panas ruang bakar. Tujuan memblokir sirkulasi tersebut adalah supaya mesin cepat mencapai suhu idealnya (80-90ºC). Ketika mencapai suhu ideal tersebut, kemudian thermostat mulai membuka sehingga air bersirkulasi sempurna, dan suhu mesin tidak melebihi 80-90ºC.
Jadi jika thermostat ditiadakan atau tidak berfungsi dengan baik mengakibatkan:
- jika mampet/ macet menutup: air tidak bersirkulasi -> suhu mesin meningkat diatas suhu ideal.
- jika tidak ada thermostat: mesin lambat mencapai suhu ideal.
THERMOSWITCH / ENGINE COOLANT TEMPERATURE SWITCH
Digunakan untuk mengaktifkan Fan Radiator secara otomatis ketika suhu air radiator mencapai -90ºC.
Jika panas mencapai 80-90ºC, dua konektor pada socket tersebut akan saling berhubungan (Contacted/Short/Closed), sehingga menjadi saklar bagi Fan Radiator untuk menyala mengalirkan udara segar bagi radiator.
PENGUJIAN: Rebus dengan AIR
ketika direbus mencapai suhu 80-90ºC, dengan MultiTester (ohm meter) harus memiliki resistensi 0 (nol ohm) alias terhubung dengan baik.
ENGINE COOLANT TEMPERATURE SENSOR
Komponen ini bertugas memberi informasi kepada sistem AC (Air Conditioner) agar menonaktifkan Magnetic Clutch Kompresor AC ketika suhu air di mesin mencapai 108-115ºC alias OVERHEATing. Dengan kata lain, ketika mesin OverHeat, sistem AC akan tidak bekerja sehingga tidak memberatkan kerja mesin.
PENGUJIAN: Rebus dengan OLI
Pada suhu dibawah 108ºC harus dalam kondisi OFF (Open)
Pada suhu 108-115ºC harus dalam posisi ON (Close)
ENGINE COOLANT TEMPERATURE GAUGE
Sensor ini memberi informasi suhu kepada ECU. Kemudian juga informasi ini diteruskan oleh ECU ke Panel Temperatur mesin di Dashboard.
Berikut tabel perkiraan nilai tahanan/resistensi antara konektor dengan body (arde/ground), yang berdampak pada suhu perebusan… untuk itu perlu berdampingan dengan Thermometer sebagai referensi!
PENGUJIAN: Rebus dengan AIR
Nilai di atas bukanlah mutlak!!!.. tapi paling tidak mendekati tabel di atas ini.
Contoh.. nilai resistensi untuk suhu 20ºC di beberapa mobil adalah sekitar 3,5KOhm beda 1KOhm dari tabel di atas.
Kalau sensor suhu ini rusak, akan terjadi apa sih?
Jika rusak,… maka ECU mengira mesin masih dingin, sehingga dia akan menaikkan Idle RPM (untuk memanaskan mesin) melalui Servo/ ISC.
Akibatnya sekalipun mesin sudah hangat/berada di suhu optimal,.. RPM saat Idle tetap tinggi (di atas normal) .. ini tidak terasa mengakibatkan pemborosan bensin.
Kesimpulan
Permasalahan pada sistem pendingin dapat dicermati dengan melihat apakah fungsi masing masing komponen bekerja dengan baik.
Tidak melakukan tindakan yang ceroboh / merusak komponen sistem pendingin.
Selalu melakukan pengecekan terhadap komponen sistem pendingin secara teratur / berkala
Daftar Pustaka
Blognya,I.RIDWAN FARID, S.Pd - http://ridwanfaridotomotif.blogspot.com/
www.taftdieselindonesia.com/old/index.php?option=com_content&task= view&id=34&Itemid=26 - 22k
www.automotive.roll.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id =23:tips...sistem-pendingin-mesin&catid... - 20k
saft7.com/?p=78 - 44k –
Kamis, 12 Februari 2009
Mencari Penyebab Mesin Panas
Panas mesin yang berlebihan (overheat) jelas membuat performa mobil terganggu dan bahkan bisa terancam kerusakan fatal. Namun, sebelum hal tersebut benar-benar terjadi, lonjakan suhu mesin sudah pasti membuat tak nyaman mengemudikannya. Pada umumnya mobil memiliki rata-rata suhu ideal mesin berkisar dari 80 hingga 90 derajat Celsius. Ini terasa mulai mengganggu, bila panas mesin terus meningkat hingga mendekati angka 100 derajat C.
Banyak penyebab yang mendorong meningkatnya suhu mesin. Tak baiknya kerja sirkulasi air, putaran kipas yang tak maksimal, radiator tersumbat, serta karburator kotor, dan kerusakan beberapa komponen lain, menjadi penyebab paling sering melejitnya suhu mesin. Maka bila mendapati suhu mesin mobil mulai tak wajar, segeralah perhatikan sejumlah kerja komponen berkait dengan sistem pendingin. Berikut urutan yang perlu mendapat prioritas ketika mencari penyebab naiknya suhu mesin.
Periksa kerja radiator
Radiator merupakan 'tandon' air dengan tugas mendinginkan sirkulasi air panas yang berputar di dalam mesin. Karena memutar air, maka kadang beberapa saluran dalam radiator mengalami sumbatan akibat kerak atau kotoran. Bila itu terjadi, maka mesin akan meningkat suhunya akibat sirkulasi air terganggu. Suhu mesin tetap akan tinggi walaupun mobil melaju kencang di jalan bebas hambatan.
Ini terjadi karena sumbatan tersebut membuat tak lancarnya putaran air. Sementara kalau radiator mengalami kerusakan lain, seperti misalnya bocor, suhu mesin akan kembali normal, setelah mobil melaju kencang. Radiator bocor, bisa menyebabkan panas tinggi bila jumlah air minimal dalam komponen itu tak terpenuhi. Tetapi, sejauh air terus ditambah, radiator yang mengalami kebocoran kecil tak bakal mengganggu suhu mesin. Segara bawa kepada motir radiator, bila diketahui kemungkinan pengerakan saluran hingga terjadi sumbatan tersebut.
Periksa kerja kipas dan ekstra fan Kerja kipas di ujung mesin memang sering mengalami 'kelelahan'. Demikian pula yang terjadi pada ekstra fan yang terletak pada bagian (luar) paling depan dari mesin. Pemeriksaan dapat dilakukan mandiri. Namun untuk lebih maksimal, setelah mencurigai terjadinya kerusakan dua komponen ini, pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada montir yang khusus menjual jasa perbaikan kipas dan ekstra fan. Jasa tersebut biasanya ditawarkan berbarengan oleh penjaja servis dinamo dan radiator. Jangan mudah-mudah memutuskan untuk mengganti kedua komponen tersebut. Karena, kipas mesin maupun ekstra fan merupakan komponen yang relatif mudah untuk diperbaiki, bahkan diperbarui.
Curigai kerusakan thermostat
Seusai memeriksa kerja ketiga komponen tersebut, bila mesin tetap panas, sementara pengapian dan kerja mekanik mesin berjalan normal, kecurigaan boleh diarahkan pada kerusakan thermostat. Thermostat merupakan komponen dalam mesin yang berfungsi menstabilkan arus air yang berputar. Pada suhu tertentu (panas), komponen ini akan membuka saluran hingga sirkulasi air dalam mesin mengalir ke radiator untuk didinginkan oleh kipas, ekstra fan dan hembusan air dari arah depan.
Lalu, setelah didapat suhu maksimal untuk pembakaran, maka katup thermostat akan kembali menutup, hingga sirkulasi air hanya terjadi di dalam mesin. Demikian seterusnya, terjadi pembukatutupan katup thermostat sepanjang mesin berputar. Bila komponen ini rusak, maka akan terganggu pula sistem sirkulasi air yang menyebabkan suhu mesin meningkat. Komponen itu tak bisa diperbaiki. Maka bila dijumpai kerusakan thermostat maka penggantian dengan produk baru merupakan satu-satunya jalan keluar.
Curigai kerusakan pompa air (water pump
Komponen yang satu ini sesuai namanya, berfungsi untuk memompakan air dalam mesin sehingga sirkulasi berlangsung terus menerus. Kerusakan water pump, biasanya diakibatkan karena kebocoran. Bila ini terjadi maka penggantian komponen wajib dilakukan, karena kebocoran water pump nyaris tak akan hilang bila dilakukan upaya perbaikan.
Kalaupun dipaksakan, kebocoran akan terus berulang. Namun, kalaupun kecurigaan terpaksa ditujukan pada kinerja pompa air, kerusakannya selain kebocoran terpantau dari tak berputarnya air pada raditor. Putaran air maskimal dalam radiator dapat dilihat dengan membuka penutup radiator saat mesin berputar. Amati gerakan air dari lubang radiator. Jangan sekali-kali membuka tutup radiator saat mesin berhenti namum mesin masih dalam keadaan suhu tinggi.
Kerusakan swicth suhu dan meter penara
Kalau seluruh kemungkinan tersebut selesai Anda periksa dan mungkin memperbaiki atau menggantinya, tetapi mesin tetap panas, cobalah periksa fungsi swicth dan meter pengukur suhu pada speedometer. Karena umumnya panas mesin merupakan kondisi yang komplek, maka hal sepele ini sering terabaikan, betapapun oleh montir ahli. Komponen swicth suhu tertanam pada blok mesin. Fungsinya melaporkan suhu di rangkaian mesin kepada meter penara yang terletak pada speedometer.
Pemeriksaan fungsi kedua komponen itu memang seharusnya dilakukan montir. Sebab diperlukan sejumlah peralatan yang tak umum dimiliki pengguna mobil. Bila semua prosedur tersebut telah dilalui, dan lagi-lagi temperatur mesin masih berlebihan, maka saran untuk membongkar mesin seperti yang akan dinyatakan para montir, rasanya harus diikuti. Bila ini terjadi yakinkan akan mengembalikan kerja mesin secara optimal.
Banyak penyebab yang mendorong meningkatnya suhu mesin. Tak baiknya kerja sirkulasi air, putaran kipas yang tak maksimal, radiator tersumbat, serta karburator kotor, dan kerusakan beberapa komponen lain, menjadi penyebab paling sering melejitnya suhu mesin. Maka bila mendapati suhu mesin mobil mulai tak wajar, segeralah perhatikan sejumlah kerja komponen berkait dengan sistem pendingin. Berikut urutan yang perlu mendapat prioritas ketika mencari penyebab naiknya suhu mesin.
Periksa kerja radiator
Radiator merupakan 'tandon' air dengan tugas mendinginkan sirkulasi air panas yang berputar di dalam mesin. Karena memutar air, maka kadang beberapa saluran dalam radiator mengalami sumbatan akibat kerak atau kotoran. Bila itu terjadi, maka mesin akan meningkat suhunya akibat sirkulasi air terganggu. Suhu mesin tetap akan tinggi walaupun mobil melaju kencang di jalan bebas hambatan.
Ini terjadi karena sumbatan tersebut membuat tak lancarnya putaran air. Sementara kalau radiator mengalami kerusakan lain, seperti misalnya bocor, suhu mesin akan kembali normal, setelah mobil melaju kencang. Radiator bocor, bisa menyebabkan panas tinggi bila jumlah air minimal dalam komponen itu tak terpenuhi. Tetapi, sejauh air terus ditambah, radiator yang mengalami kebocoran kecil tak bakal mengganggu suhu mesin. Segara bawa kepada motir radiator, bila diketahui kemungkinan pengerakan saluran hingga terjadi sumbatan tersebut.
Periksa kerja kipas dan ekstra fan Kerja kipas di ujung mesin memang sering mengalami 'kelelahan'. Demikian pula yang terjadi pada ekstra fan yang terletak pada bagian (luar) paling depan dari mesin. Pemeriksaan dapat dilakukan mandiri. Namun untuk lebih maksimal, setelah mencurigai terjadinya kerusakan dua komponen ini, pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada montir yang khusus menjual jasa perbaikan kipas dan ekstra fan. Jasa tersebut biasanya ditawarkan berbarengan oleh penjaja servis dinamo dan radiator. Jangan mudah-mudah memutuskan untuk mengganti kedua komponen tersebut. Karena, kipas mesin maupun ekstra fan merupakan komponen yang relatif mudah untuk diperbaiki, bahkan diperbarui.
Curigai kerusakan thermostat
Seusai memeriksa kerja ketiga komponen tersebut, bila mesin tetap panas, sementara pengapian dan kerja mekanik mesin berjalan normal, kecurigaan boleh diarahkan pada kerusakan thermostat. Thermostat merupakan komponen dalam mesin yang berfungsi menstabilkan arus air yang berputar. Pada suhu tertentu (panas), komponen ini akan membuka saluran hingga sirkulasi air dalam mesin mengalir ke radiator untuk didinginkan oleh kipas, ekstra fan dan hembusan air dari arah depan.
Lalu, setelah didapat suhu maksimal untuk pembakaran, maka katup thermostat akan kembali menutup, hingga sirkulasi air hanya terjadi di dalam mesin. Demikian seterusnya, terjadi pembukatutupan katup thermostat sepanjang mesin berputar. Bila komponen ini rusak, maka akan terganggu pula sistem sirkulasi air yang menyebabkan suhu mesin meningkat. Komponen itu tak bisa diperbaiki. Maka bila dijumpai kerusakan thermostat maka penggantian dengan produk baru merupakan satu-satunya jalan keluar.
Curigai kerusakan pompa air (water pump
Komponen yang satu ini sesuai namanya, berfungsi untuk memompakan air dalam mesin sehingga sirkulasi berlangsung terus menerus. Kerusakan water pump, biasanya diakibatkan karena kebocoran. Bila ini terjadi maka penggantian komponen wajib dilakukan, karena kebocoran water pump nyaris tak akan hilang bila dilakukan upaya perbaikan.
Kalaupun dipaksakan, kebocoran akan terus berulang. Namun, kalaupun kecurigaan terpaksa ditujukan pada kinerja pompa air, kerusakannya selain kebocoran terpantau dari tak berputarnya air pada raditor. Putaran air maskimal dalam radiator dapat dilihat dengan membuka penutup radiator saat mesin berputar. Amati gerakan air dari lubang radiator. Jangan sekali-kali membuka tutup radiator saat mesin berhenti namum mesin masih dalam keadaan suhu tinggi.
Kerusakan swicth suhu dan meter penara
Kalau seluruh kemungkinan tersebut selesai Anda periksa dan mungkin memperbaiki atau menggantinya, tetapi mesin tetap panas, cobalah periksa fungsi swicth dan meter pengukur suhu pada speedometer. Karena umumnya panas mesin merupakan kondisi yang komplek, maka hal sepele ini sering terabaikan, betapapun oleh montir ahli. Komponen swicth suhu tertanam pada blok mesin. Fungsinya melaporkan suhu di rangkaian mesin kepada meter penara yang terletak pada speedometer.
Pemeriksaan fungsi kedua komponen itu memang seharusnya dilakukan montir. Sebab diperlukan sejumlah peralatan yang tak umum dimiliki pengguna mobil. Bila semua prosedur tersebut telah dilalui, dan lagi-lagi temperatur mesin masih berlebihan, maka saran untuk membongkar mesin seperti yang akan dinyatakan para montir, rasanya harus diikuti. Bila ini terjadi yakinkan akan mengembalikan kerja mesin secara optimal.
Langganan:
Postingan (Atom)